Pembangkit listrik tenaga matahari di Jerman dalam foto ini adalah yang tersbesar di negaranya, dan kedua terbesar di dunia. Lahan yang digunakan untuk pembangkit listrik ini sebesar 1,62 kilometer persegi atau lebih dari 200 lapangan sepak bola. Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga matahari ini adalah 53 mega watt.
Di Indonesia sendiri yang sinar mataharinya melimpah di banding negara lain di Eropa, rupanya pembangkit listrik tenaga surya atau matahari ini tampaknya terabaikan. Pembangkit listrik besar yang memanfaatkan matahari belum ada, yang ada hanyalah pembangkit listrik skala rumah di daerah pedesaan.
Tanpa mengecilkan arti dari pembangkit listrik yang sudah ada, saya mencoba untuk membuat perbandingan sederhana dengan PLTA waduk Cirata, yang dikatakan sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. Saya kesampingkan dulu masalah berapa investasi yang dibutuhkan dan biaya operasionalnya.
Waduk ini memiliki luas 437,78 kilometer persegi, dan dapat menghasilkan listrik sebesar 700 hingga 1400 mega watt (sebuah sumber mengatakan saat ini 1000 mega watt). Seandainya pembangkit listrik tenaga surya seperti yang ada di Jerman ini digunakan, maka hanya dibutuhkan luas lahan sebesar 42,79 kilometer persegi untuk menghasilkan listrik sebesar 1400 mega watt. Sedangkan, bila yang dipakai adalah luas lahan yang dipakai untuk waduk Cirata tersebut, maka listrik yang bisa dihasilkan adalah 14.322 mega watt! Luar biasa besar.
Bandingkan dengan kebutuhan listrik di DKI Jakarta yang sebesar 4500 mega watt, maka pembangkit listrik tenaga surya seluas 437,78 kilometer persegi tersebut bisa mengaliri listrik lebih dari 3 kali lipat kebutuhan listrik di DKI Jakarta.
Hebat bukan? Jelas hebat, dibanding dengan PLTU dengan bahan bakar batu bara yang mengemisi polusi karbon dioksida jutaan ton tiap tahun per 1000 mega watt-nya.
Saksikan videonya....
3 komentar:
KALAU MENURUT SAYA, BUKAN KARENA BANGSA INDONESIA ITU BODOH, SEHINGGA TIDAK MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK. TAPI MUNGKIN KARENA MENGURANGI PEMANASAN GLOBAL.BUKANKAH PEMANASAN GLOBAL TERJADI KARENA PANTULAN SINAR MATAHARI.JUSTRU SAYA BANGGA DENGAN BANGSA INDONESIA INI. MASA DEPAN SEMAKIN MEMBUAT BUMI KITA INI SAKIT.
Teknologi yang telah dikembangkan oleh jerman memanglah bukan teknologi yang biasa. mereka akan terus mengembangkan teknologi yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. maka alangkah baiknya jika insinyur-insinyur indonesia belajar dari jerman. saya rasa itu baik sekali hingga insinyur kita bisa menjadikan indonesia lebih baik dengan penemuan-penemuanya.
bagaimana jika dikombinasi PLTA dan PLTS, kan sekalian pemanfaatan lahan disekitar pinggiran waduk atau diatas bangunan atau dimana saja disekitar Pembangkit. atau PLTU dengan PLTS untuk memanaskan air sehingga pemakaian batubara bisa lebih dikurangi hingga tidak memakai batubara lagi..
pemanasan global bukan terjadi karna pantulan sinar matahari, tapi karena emisi gas rumah kaca yang merusak ozon hingga radiasi dari matahari menerobos lebih besar ke permukaan bumi..
jadi solar panel tidak menumbulkan pemanasan global, tapi hanya pemanasan lokal disekitar kompor listrik saja :)
salam
Posting Komentar